Selamat Datang di Website Kami , dan Selamat Menikmati!
Jangan Lupa Untuk Memberi Kritik dan Saran Tentang Berita yang Anda Baca ! ( ´ ▽ ` )っ

Jumat, 22 Februari 2019

Seorang Peretas Membobol Bank Melalui Platform SWIFT




Kasus peretas yang dilakukan oleh para peretas terhadap City Union Bank diIndia pada 6 februari lalu,rupanya bukan kasus pertama pembobolan bank melalui platform SWIFT,yang terjadi dalam dua tahun terakhir.Rentetan kasus ini,memperlihatkan lemahnya platform tersebut.
SWIFT atau Society for Worldwide Interbank Telecommunication adalah sebuah sistem notifikasi pesan keuangan global, yang mana ribuan bank dan lembaga keuangan di penjuru dunia melakukan aktifitas transfer miliar dollar setiap hari.
Pada Februari 2016, dunia perbankan dikejutkan dengan aksi pembobolan oleh para peretas yang berhasil mencuri uang sekitar US$.81 juta atau setara Rp 1 triliun dari Bank Sentral Bangladesh. Para peretas menggunakan malware yang memungkinkan mereka membajak software SWIFT bank tersebut untuk mentransfer uang serta menyembunyikan jejak.       
Menurut konsultan teknologi, BEA System Applied Intelligence, telah ditemukan malware yang dikembangkan oleh seorang individu di Bangladesh, yang mengandung fungsi sangat canggih untuk berinteraksi dengan software SWIFT yang dijalankan oleh bank yang menjadi korban. Sudah dua tahun peristiwa perampokan ini terjadi, namun sampai sekarang belum terpecahkan.
Pada Oktober 2017, dunia perbankan kembali dikejutkan dengan pembobolan di Far Eastern International Bank di Taiwan. Sebanyak US$.60 juta digondol para peretas.
Dikutip dari situs thehackernews.com, para peretas tak bertanggung jawab itu menanam malware pada beberapa server bank dan melalui sistem SWIFT bank yang dibobol tersebut. Sedangkan Far Eastern International Bank dalam keterangannya mengakui beberapa hacker yang identitasnya belum diketahui, berusaha mengunduh malware pada komputer dan server bank. Yang paling krusial, para peretas meretas terminal SWIFT, yang digunakan bank. Mereka lalu mentrasfer uang hampir US$.60 juta ke beberapa rekening di Amerika Serikat, Kamboja dan Sri Langka.    
Beruntung, pemberitaan Central News Agency melaporkan, sebagian besar uang milik bank yang dicuri berhasil ditarik dan tersisa sekitar US$.500.000, yang belum bisa diselamatkan bank. Dua pelaku peretasan pun telah ditahan.
Bank Sentral Rusia pun rupanya pernah kebobolan lewat jaringan pembayaran SWIFT, dengan kehilangan sekitar US$.6 juta. Pengakuan ini baru disampaikan pada Jumat 16 Februari 2018 lalu, padahal kejadiannya terjadi pada 2017.
Dalam keterangannya, Bank Sentral Rusia menjelaskan para peretas mengambil alih sebuah komputer di Bank Sentral dan menggunakan fasilitas transfer untuk memindahkan jutaan roubles pada rekening peretas.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar